Rabu, 20 Juli 2011

KEUTAMAAN ILMU, BELAJAR DAN MENGAJAR

untuk memantapkan diri dalam memulai menempuh jalan terjal dan berliku dalam menuntut ilmu, diperlukan bekal berupa kemauaan dan semangat yg tinggi. Nah untuk memperoleh hal tersebut caranya adalah dg mengetahui keutamaan-keutamaan ilmu, keutamaan-keutamaan belajar dan juga mengajar.

Ketahuilah ilmu punya keutamaan yg sangat tinggi disisi Allah, tentu yg dimaksud disini adalah Ilmu agama, Allah telah menegaskan hal tersebut dalam banyak ayat alquran. Dan siapakah yg ucapannya lebih benar selain Allah.

Allah berfirman

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Allah bersaksi (menjelaskan) bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Dan Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu menyatakan (menyaksikan) ”Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Perhatikan bagaimana Allah menyandingkan kesaksianNya dg kesaksian ahli ilmu disamping malaikat, dimana hal ini menunjukkan derajat tinggi orang-orang berilmu. Ayat ini juga menunjukkan bahwa hanya orang berilmu yg mampu menyaksikan dan merasakan keesaan Allah, merasakannya dalam segala hal, mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, sehingga timbullah rasa takut akan siksanya, dan yg demikian itu menyebabkan mereka menjauhi laranganNya dan mentaati perintahNya. Karena itu dalam ayat lain allah menegaskan bahwa hanya ulama’ yg benar-benar bisa takut kepadanya.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.

Sedangkan orang yg takut kepada Allah adalah sebaik-baik makhluk, dan bagi mereka surga ‘adn. Allah berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhlukBalasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Yang dimaksud “orang yang takut kepada Tuhannya” tentu saja adalah orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh itu sendiri.

İmam ghozali berkata : karena ilmulah alam semesta beserta segala isinya diciptakan, kemudian beliau mendatangkan ayat :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Dimana dengan jelas allah menegaskan tujuan diciptakannya langit bumi adalah supaya manusia mengetahui kekuasaan Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, (jika kalian melakukannya) niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Maksud dari ayat diatas adalah; Allah meninggikan derajat orang yg mau beriman sekaligus berilmu beberapa derajat, dimana derajat itu lebih tinggi daripada derajatnya orang beriman saja . namun model pendidikan yg seperti disebutkan ayat diatas hanya terdapat pada pesantren dimana tidak terdapat batasan murid, dan jam mengajar bagi guru.

Mengenai perbandingan derajat ini dapat dilihat dari hadist-hadist Nabi saw, diantaranya:

فضل العالم على العابد كفضلي على أدناكم

Keutamaan orang alim atas abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaanku atas paling rendahnya kalian.

فضل العالم على العابد سبعين درجة، ما بين كل درجتين كما بين السماء والأرض

Orang alim melebihi atas abid tujuh puluh derajat, setiap diantara dua derajat seperti halnya diantara langit dan bumi.

Rasul juga bersabda :

من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين

Barang siapa yg Allah menghendaki kepadanya kebaikan, Allah akan memberinya pemahaman yg dalam tentang agama.

Ketika Allah hendak menunjukkan keutamaan nabi Adam, allah menunjukkannya dengan ilmu.

وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!

Lihatlah bagaimana Allah memberikan pengetahuan kepada Adam kemudian memamerkannya kepada malaikat, dimana kemudian malaikat tidak mampu menyebutkan nama-nama benda yg ditunjukkan kepada mereka, sedangkan adam mampu menunjukkannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa menjadi mulia adalah dengan ilmu, tidak dengan harta maupun selainnya.

Setelah mengetahui keutamaan-keutamaan ini maka tidaklah pantas bagi orang yg beriman kepada Allah dan hari qiyamat untuk tidak tertarik mendalami ilmu agama karena ia adalah wasilah untuk taqorrub mendekatkan diri kepada Allah, dan apakah yg lebih berarti didunia ini bagi seorang mukmin selain terus-terus dekat disisi Allah?! Dan lebih penting lagi dengan berpegang pada ilmu kita bisa selamat dunia maupun akhirat.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Katakanlah “apakah sama antara orang-orang yg mengetahui dan yg tidak mengetahui?”


Keutamaan menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu

Jika ilmu adalah sesuatu yg paling berharga maka mencari ilmu adalah pekerjaan paling mulia.

Allah saw telah menyandingkan kewajiban menuntut ilmu dengan kewajiban jihad, Allah berfirman;

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Jadi jika jihad melawan orang kafir itu menjaga agama islam dari ancaman luar, maka menuntut ilmu kemudian menyebarluaskannya adalah menjaga kelestarian ajaran islam dari dalam.

Rasul bersabda:

من سلك طريقا يطلب فيه علما سهل الله له به طريقا من طرق الجنة

Barang siapa menempuh jalan dimana ia menuntut ilmu didalamnya, maka Allah akan memudahkan karenanya, jalan diantara jalan-jalan surga baginya.

Padahal jalan menuju surga tidaklah mudah, jalan menuju surga dipenuhi perkara-perkara yg tidak disenangi, sehingga bahkan malaikat jibril pun kuatir kalau sampai akhirnya tidak ada yg memasukinya, seperti yg disebutkan dalam sebuah hadist.

Pada kelanjutannya hadist, rasul berkata

وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع

Dan sesungguhnya malaikat menaruh sayap-sayapnya untuk pencari ilmu karena ridlo dengan apa yg ia perbuat.

Hadist ini menunjukkan bahwa para pencari ilmu senantiasa dalam naungan para malaikat.

Dalam sebuah riwayat, sahabat ibn abbas ditanya tentang Jihad, kemudian beliau berkata “maukah kutunjukkan padamu sesuatu yg lebih utama dari jihad?” lalu beliau menyuruh orang itu itu datang ke masjid dan mengajarkan Alquran kepada manusia.

Allah berfirman :

وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Yang dimaksud “rabbani” adalah ulama’ yg mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, membimbing masyarakat menuju kebaikan.

AzZamakhsyari berkata “rabbaniyyah adalah kekuatan untuk berpegang teguh pada taat Allah yg disebabkan oleh ilmu dan belajar”. Maka ayat ini menunjukkan hendaklah orang Alim itu mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya pada masyarakat.

İlmu yg wajib diutamakan

Menuntut ilmu itu wajib. Rasul bersabda :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.

Yg dimaksud adalah ilmu yg tidak sepatutnya seorang yg baligh dan berakal tidak mengetahuinya.

İmam baidlowi berkata : yang dimaksud ilmu disini adalah, perkara yg tidak ada pilihan bagi seorang hamba dari mempelajarinya. Seperti mengetahui sang pencipta, mengetahui ke-wahdaniyatannya, kenabian rasulnya, tata cara sholat, karena hal-hal tersebut merupakan fardlu ‘ain.

Namun ketahuilah bahwa setelah itu ada tiga ilmu yg wajib diutamakan itu yaitu; Alquran, Assunnah dan ilmu Fara’idl. Rasul bersabda :

العلم ثلاثة فما سوى ذلك فهو فضل آية محكمة وسنة قائمة وفريضة

عادلة.

İlmu ada tiga, selain yg tiga ini adalah tambahan; ayat yg muhkamah (jelas maknanya), sunnah yg tegak, Fara’idl yg adil.

Maksudnya adalah kita harus mengutamakan ketiga ilmu ini melebihi yg lain dan bukan berarti kita meninggalkan ilmu-ilmu lain seperti ilmu fiqih, mantiq, kedokteran, biologi. Bukankah ulama-ulama jaman dahulu selain menguasai ilmu agama, juga handal dalam banyak bidang keilmuan lainya seperti kedokteran, astronomi, matematika, sejarah, dsb. Yg semua itu justru timbul karena pemahaman dan pengamalan firman Allah.

Disamakan dengan ketiga ilmu ini adalah ilmu-ilmu yg merupakan wasilah guna mencapai ketiganya, seperti ilmu lughot, ilmu mushtolah hadist, ilmu berhitung, dll.

1- Ilmu Alquran

Sesungguhnya Alquran itu diturunkan bukan hanya untuk dibaca saja melainkan untuk diamalkan pula, dan tidak mungkin mengamalkan Alquran tanpa mengetahui maknanya, karena ilmu itu sebelum amal, mengetahui dahulu baru kemudian mengamalkan.

Banyak ayat maupun hadist yg menganjurkan untuk belajar dan berpikir tentang Alquran. Allah berfirman :

أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? bahkan hati mereka terkunci.

Ayat diatas menunjukkan orang yg tidak orang yg tidak mau memperhatikan, mengangan-angan dan meresapi Alquran adalah orang yg terkunci hatinya.

وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا

Dan barangsiapa yang berpaling dari Dzikir Tuhannya (Alquran), niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.

Termasuk berpaling dari Alquran adalah enggan memahaminya,tidak mau mempelajarinya, tidak mau mengangankannya. Dimana dengan melakukan hal tersebut, akan menggiringnya sedikit demi sedikit menuju neraka.

Nabi saw telah menjamin bahwa yg berpegang teguh terhadap Alquran tidak akan tersesat, sedang tempatnya orang yg tersesat adalah neraka. Maka bagaimana mungkin ia berpegang teguh jikalau ia tak mengerti maknanya?! Lalu bagaimana mungkin ia tidak tersesat jika ia tak memahami Alquran. Lalu bagaimanakah ia bisa selamat dari neraka?!

Rasul saw bersabda;

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Sebaik-baik kalian adalah yg belajar Alquran dan mengajarkannya.

Dalam hadist lain disebutkan bahwa kaum yang membaca dan mempelajari Alquran akan diliputi rahmat Allah.

وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلاَّ نزلت عليهم السكينة، وغشيتهم الرَّحمة، وحفَّتهم الملائكة، وذكرهم الله فيمَن عنده

Dan tidak berkumpul suatu kaum di rumah-rumah Allah yg membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka sakinah (ketenangan), rahmat Allah meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut mereka dalam seseorang yg berada disisiNya.

Sahabat ibn Mas’ud berkata :

من أراد العلم فعليه بالقرآن فإن فيه خير الأولين و الآخرين

Barang siapa menghendaki ilmu hendaklah ia mempelajari Alquran, karena didalamnya terdapat kebaikan orang-orang terdahulu dan terakhir.

Dalam firman Allah :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا

Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak.

Sahabat Ibn Abbas berkata : “hikmah adalah Alquran” yakni tafsirnya.

Dengan belajar dan memahami Alquran juga mampu membuat iman kita bertambah, dimana bertambahnya iman adalah dengan bertambahnya keta’atan. Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Siapakah diantara kalian yg tidak ingin imannya bertambah?! Lalu apakah mungkin iman kita bertambah hanya dengan mendengarkan Alquran tanpa menghayati bahkan mengerti maknanya?!

2- AsSunnah

Menerima dan mengamalkan sunnah Rasul saw (yg sahih baik matan maupun sanadnya) adalah wajib, Allah berfirman :

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa yang Rasul datang kepadamu dengannya, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.

Allah juga mewajibkan taat kepada Rasul, dan menjadikan taat Rasul sama dengan taat kepadaNya ;

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

Barang siapa mentaati Rasul maka ia sungguh telah mentaati Allah.

Sedang taat rasul adalah dengan mengikuti sunnahnya.

Seorang yg beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah mengembalikan semua persengketaan segala masalah kepada Alquran an Hadist. Allah berfirman :

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Jadi Alquran dan Sunnah rasul merupakan jawaban bagi setiap permasalahan yg menimpa orang mukmin.

Rasul saw telah menganjurkan kepada kita untuk menghafal, memahami dan menyampaikan sunnahnya. Rasul saw berkata :

نضر الله عبدا سمع مقالتي فحفظها ووعاها وأداها

Allah menyinarkan wajah seorang hamba yg mendengar ucapanku, kemudian ia menghafalkannya, memahaminya dan menyampaikannya.

Yg dimaksud “menyinarkan wajah” adalah Allah memberikannya kenikmatan dan kebahagiaan karena orang yg dikarunia kenikmatan dan kebahagiaan mukanya akan terlihat bersinar dan berseri. Dan dalam riwayat lain disebutkan “Allah merahmati” sebagai ganti “Allah menyinarkan wajah “. Maka siapakah orang mukmin yg tidak ingin dirahmati Allah dan disinarkan wajahnya?

Hadist diatas juga menunjukkan keutamaan menghafal ilmu, dan bukan hanya sekedar memahami saja.

3- Fara’idl

İlmu Fara’idl adalah ilmu, tentang pembagian warisan, rasul telah menganjurkan untuk mempelajari Fara’idl dan memperingatkan bahwa ia adalah ilmu yang terlupakan, dan ilmu yang pertama kali hilang. Rasul berkata :

تعلموا الفرائض وعلموه الناس فانه نصف العلم وهو ينسى وهو اول شئ ينتزع من امتى

Belajarlah Fara’idl dan ajarilah masyarakat tentangnya, karena ia adalah sebagian ilmu, dan ia akan dilupakan, dan ia adalah perkara pertama yg dicabut dari umatku.

Dalam hadist lain rasul berkata :

فإني امرؤ مقبوض وإن العلم سيقبض ويظهر الفتن حتى يختلف الائنان في الفريضة فلا يجدان من يفصل بينهما

…karena sesungguhnya aku adalah seseorang yg akan meninggal, dan sesungguhnya ilmu akan dicabut dan tampaklah fitnah sehingga sampai dua orang berselisih dalam bagian warisan dan tidak menemukan orang yg memutuskan diantara keduanya.

Terlihat bahwa rasul memerintahkan untuk belajar Fara’idl adalah karena kuatir akan tidak adanya orang yg membagi warisan sehingga terjadi pertikaian dalam masyarakat.

Para sahabat pun sangat menganjurkan mempelajari Fara’idl

عن عبد الله بن مسعود قال من تعلم القرآن فليتعلم الفرائض ولا يكن كرجل لقيه اعرابي فقال له يا عبد الله اعرابي ام مهاجر فان قال مهاجر قال انسان من اهلي مات فكيف نقسم ميراثه فان علم كان خيرا اعطاه الله اياه وان قال لا ادرى قال فما فضلكم علينا انكم تقرؤن القرآن ولا تعلمون الفرائض

Dari Ibn Mas’ud belia berkata: barang siapa belajar Alquran, hendaklah ia belajar Fara’idl, dan janganlah seperti orang yg ditemui seorang A’raby (arab desa). A’raby berkata : “ Hai hamba Allah, engkau A’raby ataukah Muhajir (orang yg hijrah kepada Rasul)? maka jika laki-laki itu menjawab “aku muhajir”, A’raby berkata “Seorang anggota keluargaku meniggal maka bagaimanakah kita membagi warisannya?”. Jika laki-laki itu mengetahui maka hal itu adalah kebaikan yang diberikan Allah padanya. Sedang jika ia berkata “Aku tidak tahu”, maka A’raby berkata “Maka apalah keistimewaan kalian terhadap kami, kalian membaca Alquran tapi tak mengetahui Fara’idl”.

Sahabat Nafi’ ibn Abdul Harist Alkhoza’i pernah ditanya sahabat Umar tentang mengapa ia menyuruh seorang bekas budak untuk menggantikannya sebagai walikota Makkah. Nafi’ pun menjawab “Sesungguhnya ia adalah seorang yg hafal kitab Allah, dan mengetahui ilmu Fara’idl.

Semua hal tadi dengan jelas menunjukkan keutamaan ilmu Fara’idl.

Namun sangat disayangkan bahwa kebanyakan santri justru lebih senang mendalami ilmu-ilmu lain seperti Fikih, Manthiq, Nahwu dengan menghiraukan ketiga ilmu diatas, padahal mereka telah mampu mempelajarinya, ilmu alat mereka sudah cukup memadai. İni jelas bertentangan dengan sunnah rasul dan para sahabat.

Ilmu-ilmu yang merupakan wasilah bagi ketiganya

Hukum mempelajari ilmu ini adalah sama dengan hukum ketiga ilmu tadi.İlmu-ilmu ini mencakup ilmu lughot, Nahwu, shorof, balaghoh, İlmu Mustholah Hadist, ilmu berhitung. İlmu-ilmu itu adalah wasilah atau alat untuk mencapai ketiganya karena itu hendaknya ketika sudah tercapai janganlah sampai malah keasyikan mempelajarinya sehingga melupakan tujuan awal mempelajarinya sehingga malah meninggalkan mempelajari ketiga ilmu tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar